Try Out UMN 2015
Yuk , ikuti Try Out UMN berhadiah Laptop dan Smartphone untuk nilai tertinggi ,
Juga DOORPRIZE Tablet, Smartphone dan masih banyak yang lain
Serta Ratusan juga Beasiswa Pendidikan
Daftar Online di
Tuesday, January 27, 2015
Posted by UMN
Tag :
fakultas,
ict,
jakarta,
jurusan,
kuliah,
multimedia,
nusantara,
terbaik,
try out,
ujian nasional,
umn,
universitas
Try Out UMN Universitas Multimedia Nusantara berhadiah Gadget
Ikuti Try OUT dari UMN
Universitas Multimedia Nusantara
Sebagai persiapan mu untuk menghadapi Ujian Akhir Nasional
Dapatkan Hadiah untuk peserta dengan nilai terbaik , juga banyak Door Prize menarik
Salah satunya Samsung Galaxy Tab 3
Monday, January 27, 2014
Posted by UMN
Tag :
akhir,
jakarta,
kampus,
kuliah,
multimedia,
nasional,
nusantara,
perguruan tinggi,
try out,
ujian,
universitas
Jadi Penyiar Itu Asyik
October 18, 2013 : by Debora Thea / Universitas Multimedia Nusantara News Service
Trax FM berbagi cerita tentang serunya terjun ke dunia broadcasting khususnya radio dalam TraxWorkshopaholic.
Peserta workshop di Lecture
Hall Kamis (17/10) sore dibuat tertawa dengan humor segar ala Aldy dan
Dery, penyiar Morning Zone Trax FM. Mereka sebagai MC membuat suasana
menjadi hidup dan tidak membosankan dari awal workshop. Selain mereka, adapula tiga pembicara lain dari kru Trax yang sharing seputar kehidupan siaran; Joey (penyiar), Sawi (Produser), Didot (Program Director)
Sebagai salah satu penyiar, Joey lebih
menjelaskan mengenai apa sih sebenarnya esensi dari penyiar di kala
jaman sekarang ini sekian juta lagu sudah bisa didownload dengan mudah
dan didengarkan di mana saja. Informasi pun sudah bisa dicari di twitter
atau social media lainnya sehingga penyiar kalah cepat. “Job desk penyiar itu sekarang kurang lebih menjadi partner atau teman si pendengar secara personal. Kita dilatih supaya sengobrol
mungkin dengan orang, jadi teman dan sahabat yang baik, bisa menemani
waktu lagi kena macet, atau bisa bikin hari yang tadinya butek jadi happy,” jelas Joey.
Lalu bagaimana menjadi penyiar yang baik? Menurut Joey, industri broadcasting perlu orang-orang yang benar-benar memiliki passion untuk jadi penyiar radio, bukan hanya yang sekedar ingin menjadikan profesi radio announcer sebagai batu loncatan. “Radio perlu orang-orang yang enggak cukup puas dengan keseragaman misalnya dalam hal lagu. Kalau cuma puas dengan lagu-lagu yang secara rating bagus, industri ini enggak akan ke mana-mana,” tuturnya.
Hal paling penting yang perlu diingat
dan ditanamkan dalam diri penyiar ialah hendaknya selalu menjadi diri
sendiri, natural. “Teknik dan skill bisa dipelajari, knowledge bisa dicari, tapi kalau karakter cuma kita yang punya, sesuatu yang ada di dalam diri kita yang bisa digali dan dikembangkan. Enggak perlu berusaha untuk jadi orang lain. Mereka-mereka yang berhasil itu mereka yang jadi diri sendiri. Just be the best version of you,” ungkap Joey di akhir sesinya.
Dominique Sawi, produser Morning Zone,
turut membagikan pengalamannya selama tiga tahun menjadi produser
beberapa program Trax FM seperti Skul Desak, Kompak Kampus dan Zona
Cinta. “Produser di radio itu menyiapkan sesuatu untuk dipresent
oleh penyiar. Dia harus tau karakter dari penyiar yang berbeda-beda, ini
berkaitan dengan penulisan skrip. Kalau di Trax, produser juga
merangkap jadi reporter, meliput event-event dan live report,” tutur Sawi.
Serunya bekerja di broadcasting ialah setiap harinya mengalami hal-hal yang berbeda, tidak monoton dan challengenya selalu baru. Bisa datang ke event-event
yang menarik misalnya konser asing dan bertemu artis favorit seperti
yang pernah dialami Sawi. Tapi tentunya setiap pekerjaan punya tantangan
tersendiri.
“Challengenya sebagai produser
itu kita dituntut untuk kreatif. Cara untuk jadi kreatif ada dua menurut
saya. Yang ribet dan yang mudah. Cara yang ribet butuh waktu dan uang
kayak kursus, kuliah, seminar. Sedangkan yang mudah itu bagi saya, kita
cukup power nap selama 30 detik – 15 menit untuk istirahatkan
pikiran sejenak, setelah bangun, mulailah cari dari hal-hal di sekitar
kita. Setelah ketemu satu hal, tuliskan sebanyak-banyaknya apa saja yang
dipikirkan mengenai hal itu. Lalu pilihlah yang bagus-bagus dan
terakhir disusun untuk jadi satu ide.”
Sesi terakhir menjadi giliran untuk
Didot, Program Director Trax FM untuk menjelaskan struktur organisasi
dari Trax FM, posisi-posisi apa saja yang membuat radio tersebut hidup.
Dan demikian berakhirlah workshop asyik hasil kerja sama UMN
Radio dan Trax FM ini. Semoga apa yang sudah dibagikan dapat bermanfaat
bagi peserta kelak terutama yang ingin mejadi radio announcer. (*)
Kuliah di Jakarta untuk jurusan program studi Teknik Informatika|Sistem Informasi|Sistem Komputer|Akuntansi|Manajemen|Ilmu Komunikasi|Desain Komunikasi Visual, di Universitas Multimedia Nusantara. www.umn.ac.id
Monday, October 21, 2013
Posted by UMN
Wicked Thursday Night
October 18, 2013 : by Debora Thea / Universitas Multimedia Nusantara News Service
Dalam rangka perayaan Halloween
yang akan jatuh di akhir bulan ini, UMN Night Oktober mengangkat tema
‘Wicked Night’ pada Kamis (17/10).
Setelah digelar pada 19 September
lalu, UMN Night kembali hadir di Broadway SMS kemarin malam dengan
suasana yang berbeda. Dekorasi panggung dibuat ala Halloween dengan
hiasan labu dan permen-permen. Dari performer pun ada yang menggunakan kostum unik.
Acara dibuka dengan street dance oleh duo Ivan & Jason. Mereka menunjukkan kemampuan melakukan gerakan keren yang telah diasah dalam UKM street dance di panggung UMN Night. Setelah itu dilanjutkan Marvellous dance yang terdiri dari dua gadis angkatan 2013 Elvi & Vicky dengan modern dancenya, diiringi oleh DJ Imanes. Sebelum band-band unjuk gigi, MC mengadakan games. Mereka mengajak dua orang penonton untuk meniru dance ala Elvi & Vicky. Ivan yang sebelumnya perform street dance menjadi salah satu yang ditantang untuk MD.
Tibalah giliran para band mengguncang
Broadway. Bukan hanya musik pop saja tapi rock juga membahana dari
penampilan Ala Kadar dan The Chronicles. Masing-masing menunjukkan warna
yang berbeda. Dan ternyata perfomer bukan hanya dari dancer atau band saja tapi juga ada cosplay
dari UKM J-Café. Ini merupakan UKM yang beranggotakan penggemar anime
Jepang. Kostum yang mereka gunakan seperti seragam sekolah karakter
anime. Disediakan juga photobooth untuk pengunjung yang mau berfoto
bersama J-Café.
Sitback, band rock yang sudah meluncurkan album ini, menjadi last performer
di Wicked Night. Mereka pun mengajak dua vokalis dari band yang berbeda
untuk mengkolaborasikan aliran pop dan rock sehingga menghasilkan
penutupan yang meriah.
Bagi yang belum sempat menonton, tak
perlu khawatir, UMN Night akan hadir kembali bulan depan dengan
bertemakan ‘Tribute to Westlife’. Kamu penggemar Westlife? Jangan
lewatkan ya! (*)
Kuliah di Jakarta untuk jurusan program studi Teknik Informatika|Sistem Informasi|Sistem Komputer|Akuntansi|Manajemen|Ilmu Komunikasi|Desain Komunikasi Visual, di Universitas Multimedia Nusantara. www.umn.ac.id
Posted by UMN
Kebesaran Hati Kalahkan Kutukan
October 17, 2013 : by Debora Thea / Universitas Multimedia Nusantara News Service
Sang pangeran menerima tantangan ratu mencari obat untuk penyakit aneh putri semata wayangnya meski ia harus menghadapi si raksasa sendirian.
Alkisah di sebuah kerajaan yang sangat makmur bernama Somasutra, hiduplah seorang ratu yang telah menjanda. Suaminya meninggal saat putrinya, Ambarwati, dilahirkan. Sejak itu ratu dan sang putri hidup bersama pengawal dan dayang-dayang. Putri Ambarwati tumbuh menjadi remaja yang cantik jelita. Para pria berbondong-bondong datang untuk melamarnya, namuntak satu pun ada yang berhasil mendekati putri. Bertemu saja tidak bisa.
Hingga suatu hari, datanglah pangeran Jakaampar dari kerajaan Wijayawangsa ke istana Somasutra. Ia pun memiliki tekad untuk menjadikan Ambarwati sebagai istri. Berkat bantuan dari pembantu istana yang berhutang budi padanya, Jaka berhasil menyelinap dan menemukan Ambarwati sedang bersama para dayang. Tapi Ambarwati langsung jatuh pingsan. Selidik punya selidik, putri mengidap penyakit ‘malu’, setiap kali bertemu dengan lawan jenis ia tak tahan lalu pingsan.
Mendengar kejadian itu, pangeran dibawa menghadap ratu. Sebagai ganti dari hukuman, ratu memberikan perintah agar ia mencari obat untuk penyakit sang putri. Dengan keberaniannya, ia berjuang di hutan, mendapatkan petunjuk dari tujuh orang sakti hingga akhirnya berhadapan dengan seorang raksasa yang memberikan kutukan pada Ambarwati. Raksasa menceritakan kisah pilunya mengenai sang istri yang tewas akibat perayaan kelahiran Ambarwati oleh penduduk kerajaan. Karena itu ia menyimpan dendam pada putri. Akhirnya, ia berhasil membuat si raksasa memberikan pengampunan dan mematahkan kutukannya sehingga Ambarwati sembuh.
Itulah cuplikan dari pagelaran ‘Putri Malu’ yang dipersembahkan oleh Teater KATAK UMN pada Rabu (16/10) dan Kamis (17/10) menjadi pementasan ke-29 mereka. Ini juga merupakan sebuah pementasan inaugurasi di mana seluruh pemainnya ialah anggota KATAK baru angkatan 2013. “Setiap tahun teater KATAK sudah menyediakan pentas inaugurasi untuk MABA di mana kita akan pilih anak-anak untuk setia di KATAK setelah pentas ini,” jelas Cynthia PN, Produser ‘Putri Malu’. Ia juga mengatakan bahwa keseluruhan persiapan memakan waktu satu bulan. “Mahasiswa baru begitu masuk langsung dibentuk kelompok, hari untuk main dan peran-perannya. Awalnya, saat latihan tidak terlalu berekspektasi besar, tapi setelah pentas rasanya puas. Satu bulan latihan enggak sia-sia,” ucapnya.
Cerita disajikan dengan ringan disertai bumbu-bumbu komedi ala KATAK, membuat penonton terkesima hingga akhir. Selain KATAK, teater SEMEN Pahoa turut memeriahkan acara dengan pementasan berjudul ‘Raksasa’ sebagai pembukaan.
Acara selama dua hari itu berjalan dengan sukses dan memuaskan. Nantikan pentas-pentas KATAK selanjutnya. Salam Tek Koek Koek KATAK! (*)
Kuliah di Jakarta untuk jurusan program studi Teknik Informatika|Sistem Informasi|Sistem Komputer|Akuntansi|Manajemen|Ilmu Komunikasi|Desain Komunikasi Visual, di Universitas Multimedia Nusantara. www.umn.ac.id
Posted by UMN
Tag :
ict,
indonesia,
informasi,
jakarta,
kampus,
kuliah,
multimedia,
sistem informasi,
social,
teknik,
teknologi informasi,
terbaik,
tinggi,
umn
Saatnya Warga Bicara
October 13, 2013 : by Debora Thea / Universitas Multimedia Nusantara News Service
Dalam acara bicaRA buKu (RAK) UMN
perdana, Jum’at (11/9), Pepih Nugraha dalam bukunya yang berjudul
Citizen Journalism (CJ) memaparkan bahwa CJ telah menjadi sebuah
transmisi, warga bukan hanya sebagai penerima saja tapi juga sebagai
pewarta.
Sebagai wartawan maupun citizen journalist (CJ), Kang Pepih menjelaskan bahwa keduanya harus memiliki nose for news, yakni curiosity (keingintahuan), skeptic (keragu-raguan), observation (mengawasi), change (mengamati perubahan perilaku), dan compare
(mengamati perbandingan). Berangkat dari sana, CJ bisa menuliskan
berita atau opini yang dituangkan dalam postingan di blog ataupun media
seperti Kompasiana. Dan bukan hanya itu saja, tapi juga mencakup fiksi,
tips dan tutorial. Tulisan tentunya juga memperhatikan news value.
Meski demikian, ada hal yang perlu digarisbawahi bahwa CJ tidak bisa disebut sebagai wartawan. “Citizen Journalism lebih pas disebut pewarta warga karena
kalau kita menjadi seorang wartawan, pertama kita harus punya pekerjaan
itu. Lalu kita perlu melakukan cover both side terhadap suatu isu dan
juga verifikasi. Pewarta warga tidak melakukan itu. Yang terakhir,
wartawan akan terpaku pada kode etik wartawan sementara CJ hanya
berpegang pada netiket atau sopan santun berinternet,” ungkap wartawan
Kompas sekaligus manajer Kompasiana itu. Beliau pun menambahkan di
samping perbedaan tersebut, tetap ada tujuh dosa besar yang harus
dihindari oleh wartawan maupun CJ, dan semuanya dijelaskan dalam buku Citizen Journalism karangannya.
Dalam acara tersebut, kang Pepih turut sharing mengenai asyiknya menjadi CJ dengan blog pribadi. Ia mulai menggeluti social media
(blog) tahun 2005 dengan sebuah blog dengan nama ‘Beranda T4 Berbagi’.
Salah satu postingannya ialah ia mempertanyakan dan menganalisa mengapa
orang Indonesia kalau ada acara bangku terdepan selalu kosong. Apakah
karena orang Indonesia sangat menghormati senior atau merasa rendah diri
untuk duduk di depan. “Kalau saya tulis berita ecek-ecek seperti itu di
harian Kompas, tidak mungkin. Apa urusannya, itu opini bukan peristiwa,
bukan berita. Tapi kalau saya nulis di blog asik-asik aja, enggak ada
yang larang dan bahkan ada yang berkomentar, bertestimoni. Lama-lama
merasa asik nulis di blog,” katanya.
Kegiatan ngeblog Kang Pepih tersebut
akhirnya menjadi bahan kritikan di kalangan wartawan Kompas, tapi itu
malah membuatnya semakin teguh. Tahun 2008, beliau mendapat kesempatan
untuk membentuk Kompasiana dengan mengedepankan connecting & sharing. “Saya nulis tiba-tiba sudah ada yang komen. Itulah arti dari connecting, bisa terhubung. Dan bisa sharing meskipun beritanya ecek-ecek. Kalau di Kompas cetak hanya bisa sharing tapi saya tidak tau gimana reaksi pembaca terhadap tulisan saya.”
Hingga tahun yang kelima, Kompasiana
yang terbuka untuk publik dan gratis, bisa menghasilkan 1000 tulisan
setiap harinya. “Inilah gairah warga yang tak bisa ditahan,” tuturnya.
(*)
Sunday, October 13, 2013
Posted by UMN
First Lady in Diversity
Civitas Academica UMN di Function Hall Rabu (9/10) malam menjadi saksi dari lahirnya putri sejagad UMN yang pertama. Clara Alverina akhirnya dinobatkan sebagai Miss UMN 2013 mengalahkan 19 finalis lainnya.
Keduapuluh
finalis Miss UMN 2013 tampil memukau di malam final kontes putri
sejagad kampus setelah mengikuti karantina selama empat hari. Mereka
telah mendapatkan beragam pelatihan dari instruktur profesional selama
karantina seperti health class, public speaking, technopreneurship, blogging, table manner, tata busana, cooking, make up, dan koreografi.
Pelatihan tersebut membuat mereka semakin matang dan terlihat percaya diri saat berlaga di atas panggung, khususnya saat catwalking mengenakan busana dari Rasyid Said, Andy Saleh dan Kannu Exclusive Design. Ada gaun yang bernuansa biru, hitam maupun kebaya nusantara yang colorful, menjadikan mereka sebagai sosok wanita muda Indonesia yang cantik dan elegan.
Proses pemilihan juara pertama malam itu cukup panjang. Dari dua puluh finalis, disaring menjadi sepuluh besar. Mereka yang masuk ke sepuluh besar diharuskan untuk menjawab pertanyaan yang dibuat oleh sesama finalis dalam waktu 30 detik. Seusai sesi tersebut, terpilih lima besar yang kali ini langsung berhadapan dengan dewan juri. Masing-masing dari mereka mendapatkan pertanyaan secara acak dari Ibu Hira Meidia (Wakil Rektor III UMN), Ribka Oyong (Putri Pariwisata 2008), Jovita Dwijayanti (Runner-Up I Miss Indonesia 2013), Rasyid Salim (Fashion Desainer) dan Olga Inviolita (Nong Provinsi Banten 2012).
Berdasarkan jawaban-jawaban yang diberikan, juri menyaring lagi menjadi tiga besar. Sebelum the big three diberikan pertanyaan, keduapuluh finalis Miss UMN naik ke atas panggung dan membawakan jingle Miss UMN yang mereka ciptakan sendiri saat karantina. Lalu tibalah saatnya tiga besar menghadapi tantangan terakhir.
Mereka mendapatkan pertanyaan yang sama, yakni apa visi, misi dan program kerja yang akan dilakukan ketika terpilih. Hingga akhirnya diputuskan bahwa Clara Alverina (Jurnalistik 2011, nomor 14) menjadi pemenang dari kontes ini. Dialah wanita pertama yang menjadi duta UMN, siap untuk membuat UMN semakin dikenal oleh masyarakat dengan mengusung brain, beauty dan behaviour, memberikan yang terbaik bagi almamater, persada dan sesama.
Acara pun turut dimeriahkan oleh penampilan dari Miss Banten 2013 Meydiana Sari (PR 2010), Viola Oyong (Jurnalistik 2009), Androgini Dancer, Marvellous Voice dan GAC.
Berikut nama-nama finalis dari masing-masing tahap :
Pelatihan tersebut membuat mereka semakin matang dan terlihat percaya diri saat berlaga di atas panggung, khususnya saat catwalking mengenakan busana dari Rasyid Said, Andy Saleh dan Kannu Exclusive Design. Ada gaun yang bernuansa biru, hitam maupun kebaya nusantara yang colorful, menjadikan mereka sebagai sosok wanita muda Indonesia yang cantik dan elegan.
Proses pemilihan juara pertama malam itu cukup panjang. Dari dua puluh finalis, disaring menjadi sepuluh besar. Mereka yang masuk ke sepuluh besar diharuskan untuk menjawab pertanyaan yang dibuat oleh sesama finalis dalam waktu 30 detik. Seusai sesi tersebut, terpilih lima besar yang kali ini langsung berhadapan dengan dewan juri. Masing-masing dari mereka mendapatkan pertanyaan secara acak dari Ibu Hira Meidia (Wakil Rektor III UMN), Ribka Oyong (Putri Pariwisata 2008), Jovita Dwijayanti (Runner-Up I Miss Indonesia 2013), Rasyid Salim (Fashion Desainer) dan Olga Inviolita (Nong Provinsi Banten 2012).
Berdasarkan jawaban-jawaban yang diberikan, juri menyaring lagi menjadi tiga besar. Sebelum the big three diberikan pertanyaan, keduapuluh finalis Miss UMN naik ke atas panggung dan membawakan jingle Miss UMN yang mereka ciptakan sendiri saat karantina. Lalu tibalah saatnya tiga besar menghadapi tantangan terakhir.
Mereka mendapatkan pertanyaan yang sama, yakni apa visi, misi dan program kerja yang akan dilakukan ketika terpilih. Hingga akhirnya diputuskan bahwa Clara Alverina (Jurnalistik 2011, nomor 14) menjadi pemenang dari kontes ini. Dialah wanita pertama yang menjadi duta UMN, siap untuk membuat UMN semakin dikenal oleh masyarakat dengan mengusung brain, beauty dan behaviour, memberikan yang terbaik bagi almamater, persada dan sesama.
Acara pun turut dimeriahkan oleh penampilan dari Miss Banten 2013 Meydiana Sari (PR 2010), Viola Oyong (Jurnalistik 2009), Androgini Dancer, Marvellous Voice dan GAC.
Berikut nama-nama finalis dari masing-masing tahap :
Top 10 Finalist
• Jessica Kurniawan (Akuntansi 2011)
• Martha Novira (Desain Grafis 2011)
• Svaradiva Anurdea (Jurnalistik 2012)
• Christie Mahawi (PR 2011)
• Gloria Putri A. (PR 2011)
• Vicky Sandria (Desain Grafis 2011)
• Steffie Aprilda (Akuntansi 2011)
• Emily Karim (PR 2011)
• Jessica Putri Leona (PR 2011)
• Clara Alverina (Jurnalistik 2011)
Top 5 Finalist
• Emily Karim (PR 2011)
• Christie Mahawi (PR 2011)
• Clara Alverina (Jurnalistik 2011)
• Steffie Aprilda (Akuntansi 2011)
• Gloria Putri A. (PR 2011)
Top 3 Finalist
• Emily Karim (PR 2011)
• Clara Alverina (Jurnalistik 2011)
• Gloria Putri A. (PR 2011)
Miss Multimedia
Vicky Sandria (Desain Grafis 2011)
Miss Persahabatan
Jessica Putri Leona (PR 2011)
Miss Favorit (berdasarkan voting SMS)
Clara Alverina (Jurnalistik 2011)
Berakhirlah rangkaian acara Miss UMN 2013. Selamat kepada Clara Alverina dan seluruh finalis Miss UMN 2013. Teruslah berkarya untuk UMN dan Indonesia! (*)
Kuliah di Jakarta untuk jurusan program studi Teknik Informatika|Sistem Informasi|Sistem Komputer|Akuntansi|Manajemen|Ilmu Komunikasi|Desain Komunikasi Visual, di Universitas Multimedia Nusantara. www.umn.ac.id
Thursday, October 10, 2013
Posted by UMN